Tangerang Selatan – Setiap tahunnya, 10 Dzulhijjah datang dengan nuansa yang khas. Gema takbir membahana dari masjid ke masjid, jalanan dipenuhi warga yang menuju lapangan untuk shalat Idul Adha, dan suasana hati terasa lebih tenang—penuh syukur dan harap. Inilah momen sakral yang disebut sebagai salah satu hari terbaik dalam Islam: Hari Raya Qurban.
Namun, pertanyaannya adalah: sejauh mana kita memahami hakikat qurban? Apakah kita hanya melihatnya sebagai tradisi menyembelih hewan dan berbagi daging? Ataukah kita mampu menggali makna terdalam di balik setiap tetes darah yang mengalir?
Hari Qurban bukan hanya hari meriah, tapi momentum spiritual dan sosial yang luar biasa. Ia adalah saat terbaik untuk menguatkan keimanan, meneguhkan taqwa, dan menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama.
Meneladani Iman Ibrahim, Menyemai Taqwa dalam Diri
Kisah qurban tidak bisa dilepaskan dari sosok agung Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Saat diperintahkan Allah untuk menyembelih anak yang sangat ia cintai, beliau tidak membantah. Dengan hati yang penuh keyakinan, ia menjalankan perintah itu. Dan lebih mengagumkan lagi, Ismail sang anak, menerima keputusan itu dengan kesabaran yang luar biasa.
Bayangkan—sebuah perintah yang bertentangan dengan naluri manusiawi sebagai seorang ayah, namun dilaksanakan karena keimanan yang kokoh. Di sinilah letak pelajaran utamanya: iman bukan sekadar ucapan, tapi bukti nyata dalam tindakan.
Dalam ibadah qurban, kita diajak untuk merenungkan: apa yang paling kita cintai, dan sanggupkah kita merelakannya demi Allah? Bisa jadi itu harta, jabatan, ego, atau bahkan seseorang. Jika kita sanggup menundukkan semua itu karena Allah, di situlah qurban kita yang sesungguhnya.
Qurban dan Kesalehan Sosial
Di samping dimensi spiritual, ibadah qurban sangat kental dengan nilai sosial. Qurban bukan sekadar menyembelih dan selesai, tapi sebuah aksi nyata untuk mendekatkan diri kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu.
Dalam Islam, distribusi daging qurban menjadi bentuk kepedulian dan pemerataan kebahagiaan. Rasulullah ﷺ bahkan menganjurkan agar sebagian besar daging dibagikan kepada fakir miskin dan tetangga. Hal ini mengajarkan bahwa kebahagiaan bukan untuk dinikmati sendiri, tapi dibagi bersama.
Sebuah hadis dari Rasulullah ﷺ menyebutkan:
“Tidaklah seseorang beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di tengah jurang kesenjangan ekonomi yang masih nyata, qurban menjadi jembatan kasih sayang. Satu bungkus daging mungkin terlihat kecil bagi kita, tapi bisa menjadi nikmat luar biasa bagi yang sudah lama tak menyantap makanan bergizi.
Momentum Perubahan: Dari Qurban ke Kehidupan Sehari-hari
Sayangnya, banyak di antara kita yang masih memaknai qurban sebagai acara tahunan semata. Padahal, roh qurban seharusnya hidup sepanjang waktu. Bukan hanya tentang kambing dan sapi, tetapi tentang keikhlasan, pengorbanan, dan kasih sayang yang terus mengalir.
Qurban mengajarkan kita bahwa setiap kebaikan membutuhkan pengorbanan. Waktu yang kita curi untuk salat di tengah kesibukan, harta yang kita sisihkan untuk sedekah, rasa sabar yang kita tahan di tengah ujian—semua itu adalah bentuk qurban yang sejati.
Tak perlu menunggu Idul Adha untuk berqurban. Kita bisa memulai hari ini. Relakan sedikit kenyamanan demi membantu orang lain. Kurangi ego demi menciptakan kedamaian. Tinggalkan rasa iri demi menjaga silaturahmi.
Saatnya Merefleksikan Diri
Idul Adha adalah anugerah. Ia datang membawa pesan cinta dari langit—bahwa dalam setiap pengorbanan yang ikhlas, selalu ada keberkahan yang besar. Qurban bukan tentang jumlah hewan yang kita sembelih, tapi seberapa tulus niat dan seberapa besar dampak sosial yang kita lahirkan.
Mari jadikan Hari Qurban sebagai cermin diri: apakah kita sudah cukup taat? Sudahkah kita memberi dengan hati yang lapang? Dan mampukah kita menjadikan iman, taqwa, serta kepedulian sebagai jalan hidup, bukan hanya simbol sesaat?
Karena sesungguhnya, Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tetapi Dia melihat hati dan amal perbuatanmu. (HR. Muslim)
Di momen yang penuh berkah ini, mari maksimalkan amal kita dengan berqurban melalui lembaga terpercaya dan amanah. Langkah Amanah hadir sebagai jembatan kebaikan—menyalurkan hewan qurban Sahabat Amanah kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, hingga ke pelosok negeri yang jarang tersentuh.
Dengan sistem yang transparan, proses distribusi yang terukur, dan laporan yang jelas, Sahabat Amanah bisa berqurban dengan tenang dan yakin. Setiap hewan qurban yang Sahabat Amanah titipkan, insyaAllah akan menjadi saksi kebaikan dan investasi pahala yang terus mengalir.
Mari berqurban, berbagi, dan menebar keberkahan bersama Langkah Amanah.